Sajak dari yang Terbawah
Kugoreskan tajamnya mata pena
Di kedalaman kalbu anak didikku
Kadang ku hapus dan ku tulis kembali
Sajak-sajak tua dan sebait puisi cinta dan lara
Pantun pun aku goreskan
Agar dibenaknya bersemburat tawa
Hah, semakin banyak puisi ku tulis
Aku lelah menanti bapak memberiku tinta perak ataupun emas
Sampai saat ini hanya tinta hitam dan biru
kadang merah darah
dari arang yang belum berabu
Sajak ini untuk Bapak di sana
Petinggi-petinggi yang belum tau aku di sini
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih telah berkenan membaca tulisan kecil ini, semoga bermanfaat. Jangan lupa beri komentar untuk memperbaiki isi blog ini.
Salam sahabat dan sejahtera.....