![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8vz8M6Aoq6fo31fZrDQCdNoXgTmqXK3Hz60sQdZ2rh-VshEHlw4Ph9DxKNVEqM90rieeDfLXxERZey9RMLeMxrDYhfgbIe41rUNwGzEM8aeTvuEa8bx_xU-Zg1LCwUV3_83dKsRO38xg/s200/New+And+Cool+Wallpapers+%5Bfrom+www.metacafe.com%5D+%238.jpg)
MULIAKANLAH AKU DENGAN MAAFMU
Ada
sebuah kisah dua orang sahabt yang sedang berjalan melintasi gurun pasir. Di
tengah perjalanan, mereka bertengkar, dan salah seorang menampar temannya.
Orang yang ditampar merasa sakit hati, tapi tanpa berkata, dia menulis di atas
pasir: HARI INI, SAHABAT TERBAIKKU MENAMPAR PIPIKU.
Mereka terus berjalan, sampai menemukan sebuah oasis, kemudian mereka memutuskan untuk mandi. Orang yang pipinya kena tampar dan teluka hatinya mencoba berenang namun nyaris tenggelam, dan berhasil diselamatkan oleh sahabatnya.
Ketika dia mulai siuman dan rasa takutnya hilang, dia menulis di sebuah batu: HARI INI SAHABAT TERBAIKKU MENYELAMATKAN NYAWAKU.
Orang yang menolong dan menampar sahabatnya, bertanya, ”Kenapa setelah saya melukai hatimu, kau menuliskannya di atas pasir, dan sekarang kamu menulis di batu?”
Temannya sambil tersenyum berkata,”ketika seorang menyakiti hatimu, kita harus menulisnya di pasir agar angin maaf datang berhembus dan menghapus tulisan itu namun bila suatu yang luar biasa terjadi, kita harus memahatnya di atas batu, agar tidak bisa hilang tertiup angin.”
Cerita di atas bagaimanapun tentu saja lebih mudah dibaca dibanding diterapkan. Begitu mudahnya kita memutuskan sebuah pertemanan ’hanya’ karena sakit hati atas sebuah perkataan ataupun perbuatan yang menurut kita keterlaluan hingga menyakiti hati kita. Sebuah sakit hati lebih perkasa untuk merusak dibanding begitu banyak kebaikan untuk menjaga. Mungkin hal itu memang bagian buruk dari sifat kita ???
Karena itu, apa yang harus saya lakukan ketika saya sakit hati? Ketika sakit hati maka lihatlah apakah memang orang yang menyakiti hati kita itu tidak tersakiti oleh kita terlebih dahulu. Bukankah sudah merupakan kewajaran sifat orang untuk membalas dendam? Maka sungguh sangat bisa jadi kita telah melukai hatinya terlebih dahulu dan dia menginginkan sakit yang sama seperti yang dia rasakan.
Bisa juga sakit hati karena kesalahan kita sendiri yang salah menafsirkan perkataan atau perbuatan teman kita. Bisa jadi kita tersinggung oleh perkataan sahabat kita yang dimaksudkannya sebagai gurauan.
Alangkah indahnya jika kita mau terlebih dahulu untuk memaafkan kesalahan-kesalahan saudara atau teman kita. Ini sungguh sangat
berat memang. Karena itu untuk lebih meringankannya lebih baik kita ’serahkan’ rasa sakit itu pada Allah SWT –yang begitu jelas dan pasti mengetahui bagaimana saki hati kita-.
Bahkan Rasulullah pernah berkata, ”Tiga hal diantara akhlak ahli surga adalah
memafkan orang yang telah menganiayamu, memberi kepada orang yang mengharamkanmu, dan berbuat baik kepada orang yang berbuat buruk kepadamu”.
Oleh karena itu wahai sahabatku bersegeralah minta maaf jika kita berlaku salah dan maafkanlah segala kesalahan teman atau saudara kita yang telah menyakiti diri dan hati kita.
![](file:///C:\Users\HASANU~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
Edited from
Masjid Kampus
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih telah berkenan membaca tulisan kecil ini, semoga bermanfaat. Jangan lupa beri komentar untuk memperbaiki isi blog ini.
Salam sahabat dan sejahtera.....