Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2011

Malamku yang Sunyi

Malam ini sungguh malamku yang sangat membelenggu. Tak ada tulisan dan buku. Tanganku hampa,pegal gelagat jiwa menanti dia. Sungguh dia pergi,tak kunjung jua. Tak kembali walau ku menanti,namun, ku tak perduli,mati ataupun tak mati. Biarlah angin,awan,dan hujan kan menyampaikannya.

Kontes Review Dhana Discussion

Cerita “Dhana” tentang Aku, Kau, dan Dia secangkir kopi bubuk, hitam pekat ku suguhkan di depan kaca kompiku terlihat, kepulan asapnya melenggok girang, menari-nari menggodaku tanpa henti ku tersentuh, kucumbu bibirnya dengan peluh hangat terasa dalam jiwa, dan ku nikmati seseduk-demi seduk lupa jiwa, raga, dan hampa tak berasa “cangkir itu” melupakan waktuku sesaat ku memandang, dengan lirikan kesut, dekat di depan kaca mataku jam dinding berputar-putar, lelah “mengingatkanku”, tapi, tetap, ku tak hiraukan demikian pun, samar-samar terdengar dari rumah di sana, rumah agung, suara penyeru merdu “ku tak hiraukan” dua puluh lima menit waktu hampir berganti, pukul empat belas tiga puluh lima ku lekas duduk manis, bergoyang ke kanan dan ke kiri, kadang ku putarkan bak rotasi bumi tangan kanan, ku sentuhkan pada tangan kompi kiri, meremas jemarinya, lalu ku tulis kata dalam “cari” “Dhana” ku sentuhnya, ku buka perlahan-lahan, dan sampai di sinilah aku bicara, Dhana, yang ku baca dalam wa

Fatamorgana

Fatamorgana Kupandangi langit biru di sudut rumah berpelapah tua ku saksikan sang surya berjalan perlahan melangkah setapak demi setapak Sesaat ku memandang, berdiri tegak nyiur muda daun pisang  berhijau, memanjang berderet di sungai  berbatu Berdetak nyawa di dada siapakah diri ini? kenapa aku di sini? apa yang ku cari? Tak ada jawaban resah dan gelisah menyelimuti Ku lihat sesosok wanita muda beranak bocah lelaki  hanya senyuman bergunam keheranan TAK ADA JAWABAN Ku tanya daun-daun melampai ria TAK ADA JAWABAN Ku tanya pada angin menjawab kelelahan TAK ADA JAWABAN Lalu..... Semua bungkam.

Ragam dan Manfaat Menyimak

Ragam Menyimak Kegiatan menyimak mempunyai bentuk yang beraneka ragam. Ragam menyimak menurut Sutari, dkk (1997: 28-33),  diklasifikasikan berdasarkan sumber suara, taraf aktifitas menyimak, taraf hasil simakan, cara penyimakan, bahan simakan, tujuan menyimak, dan tujuan spesifik. Berdasarkan sumber suara yang disimak, terdapat dua ragam menyimak, yaitu menyimak intrapribadi dan menyimak antarpribadi. Menyimak intrapribadi adalah suara yang disimak berasal dari diri sendiri, sedangkan menyimak antarpribadi adalah menyimak suara yang berasal dari orang lain. Berdasarkan taraf aktifitas menyimak dibedakan atas kegiatan menyimak taraf rendah dan taraf tinggi. Menyimak bertaraf rendah disebut silent listening. Menyimak taraf rendah hanya memberikan perhatian, dorongan dan menunjang pembicaran. Sedangkan menyimak taraf tinggi disebut  active listening. Menyimak taraf tinggi biasanya diperlihatkan penyimak dengan mengutarakan kembali isi simakan. Berdasarkan taraf hasil simakan terdapat bebe

Keterampilan Menyimak

Keterampilan Menyimak 1.        Pengertian Menyimak Menyimak memiliki makna mendengarkan atau memperhatikan baik-baik apa yang dikatakan oleh oarang lain. Jelas faktor kesengajaan dalam menyimak sangat besar, lebih besar daripada mendengarkan karena dalam kegiatan menyimak ada usaha untuk memahami apa yang disimaknya sedangkan dalam kegiatan mendengarkan tingkatan pemahaman belum dilakukan. (Sutari dkk 1997 : 17). Menurut Anderson (dalam Sutari dkk. 1997  : 19) dalam ketrampilan menyimak, kemampuan menangkap dan memahami makna  pesan baik yang tersurat maupun yang tersirat yang terkandung dalam bunyi, unsur kemampuan mengingat pesan, juga merupakan persyaratan yang harus dipenuhi oleh pengertian menyimak. Maka dengan demikian menyimak dapat dibatasi sebagai proses besar mendengarkan, menyimak, serta menginterpretasikan lambang-lambang lisan.  Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interperensi untuk m

Pengertian Bahasa

Pengertian Bahasa Apa itu bahasa? Untuk menjawab pertanyaan  tersebut, ada baiknnya jika kita memperhatikan beberapa  pengertian bahasa tersebut berdasarkan  pengertian umum dengan melihat kamus umum,  sebagai istilah linguistik dengan melihat kamus linguistik,  dan menyimak aneka pendapat para ahli dari latar belakang yang berbeda. Dalam kamus umum, dalam hal ini Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 1990: 66) bahasa diartikan sebagai  sistem lambang bunyi  berartikulasi  yang bersifat sewenang-wenang dan konvensional  yang dipakai sebagai alat komunikasi untuk melahirkan perasaan dan pikiran. Kamus Webster mendefinisikan bahasa sebagai  A systematic  means of communication ideas or feeling by the use of communication sign, sounds, gestures, or mark having understood meanings. Dari dua makna umum tentang bahasa di atas,  ada persamaan yang jelas. Persamaan itu adalah bahwa bahasa ditempatkan sebagai alat komunikasi  antar manusia untuk mengungkapkan pikiran atau perasaan dengan mengguna

Apakah Majas itu?

Sebelum kita telaah apakah majas itu? Kemudian apa saja pembagian-pembagiannya? Mari kita perhatikan cuplikan esai berikut ini! “Orde baru tumbang. Namun hal itu tidak serta-merta menunjukkan bahwa kemenangan telah datang. Reformasi yang bergerak dari nurani mahasiswa dengan cepat mengalami pergeseran makna dan fungsi. Tiba di tangan elit politik dan penguasa baru, reformasi menjadi jargon politik. Maknanya pun aus. Semakin lama kata itu semakin kehilangan darah.” Tulisan di atas menjadi lebih menarik berkat pemakaian kata-kata bermetafor. Kata “tumbang” yang lazim disandingkan dengan kata “pohon”, kemudian dikreasikan dengan gender waktu orde baru. Kata “bergerak” yang awalnya digunakan untuk makhluk hidup, kemudian digunakan kepada sesuatu yang “abstrak”, reformasi; demikian halnya dengan kata “darah”. Cuplikan di atas dapat memberikan gambaran kepada kita terhadap apa itu gaya bahasa. Gaya bahasa sering digunakan dalam karangan fiksi  seperti dalam puisis, cerpen, novel, esai, atau