Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2011

Selembar Surat Kontrakku

Makin hari, rasa ini kian tersakiti Ku nantikan hari itu, kutunggu, namun kenapa? Ah, ini mungkin hanya ujian Tuhan, mungkin juga mengujiku tuk sabar, tapi ataukah memang ini adalah siksa? Jika ini adalah sikra, ku mohon, sudahilah sampai di sini, akhirilah derita ini. Aku mohon ya Allah... Aku melihat binar-binar air mata, tiba-tiba menggelayut dan jatuhlah di pipinya. Terlihat pula tangannya mulai mengusap, mereda mendung dan berhujan. Wajahnya yang sembab menjadi gemuruh, gelegar membahana merenggut jiwa, dan aku sdmakin resah gelisah. Sementara itu, aku masih terdiam, menunggu, dan menanti selembar surat kontrak... Haah, aku semakin resbh, tapi ku percaya Tuhan adalah segalanya, dan Dialah, adil untuk umat-Nya.

Pesan Ibu Pertiwi

Pesan Ibu Pertiwi oleh Drs. Ruwiyantoro Anak-anakku seluruh Nusantara Tanah airmu sangat subur Karenanya kamu harus bersyukur Sang surya selalu bercahaya Lautan, daratan sejauh mata memandang Ribuan pulau luas terbentang Nusantara, zamrud hijau khatulistiwa Bangsa asing datang berdagang Kemudian berubah   menjadi penjajah Rakyat di hina, rakyat mengalah Ratusan tahun Belanda menjajah Pahlawan berjuang pantang menyerah Patah tumbuh hilang berganti Rela berkorban demi Ibu Pertiwi Anak-anakku seluruh Nusantara Kalian bertanya dalam kalbu Mengapa penjajah selama itu Penjajah memecah-belah, mengadu domba Tujuh Belas Agustus 1945 Bangsa Indonesia bersatu semua Bertekad merdeka atau mati Penjajah lari dari Bumi Pertiwi Pahlawan ikhlas berkorban segala Memberikan harta dan nyawa Tak mengharap balas jasa Demi tanah air tercinta Anak-anakku   seluruh Nusantara Para pahlawan hanya meminta Ingat selalu dalam kalbu Kalian bangsa yang satu Anak-anakku seluruh nusantara Pesan ibu cantumkan