Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2015

Sepi

Ketika embun meneteskan bulirnya, aku tepat di bawah itu. Ketika sunyi menyuarkan riuhnya, aku tepat di dekatnya. Ketika langit tertidur lelap, aku tepat di pusaranya. Berdebar, berdentum, berdetak, berbaur dengan kerisauan. Sepa, sepi, sepu, sipu, suapi, sepilar kebimbangan di dada... aku berlari, namun ku dim, aku memanjat, tapi ku diam, aku berdiri, tapi ku bersila, aku tertidur, namun ku terbangun....karena.....sepoy riuhnya angin, karena....semilir hembusan angin, karena....aku tak tahu ini apa? .....dan....ku.... hanya menganga.... bukan, tapi iya.... aku tak tahu....

Aku, Kau

Tapi, Saatku kedipkan mata ini, samar memutih bayangmu menghilang, Tersapu ombak, memudar kabur dan Kau sirna... Kadang kau kembali, Dan Kau bersiul di derunya gemuruh ombak. Memecah keheningan, Membelah kerisauan, Menyapu keresahan, Menghapus kerinduan, Ku.... Lalu.... Kau... Lepas dari pandanganku, Lekas kau membungkuk luluh, Berbaring dan hanyut bersama derasnya arus. Aku tahu, Aku ragu, Aku malu, Kau, Ku, Kau dan Aku, Hanyalah fatamorgana di tengah panasnya surya. Aku cemburu... Tapi.... Kau semakin berlalu... Walau ku semakin merindumu.

Satu

Dalam keheningan aku sendiri, Kala itu, Dalam kerinduan aku menanti, Sosok itu, Dalam kebimbangan aku berjanji, Saat itu, Kau....., Dan aku,........., Pasti akan jadi Satu. Oleh Abu Hasan Al-Asyari

Pukul 04.00 WIB

Ketika aku terbangun di pagi hari Ku usap muka kusam ini Melotot sayup, berkedip pelan, seakan enggan menggerakan badan Tapi, Aku harus bangun Tapi, Aku malas merangkak Hah.... Ini godaan si jalang syaitan Menggodaku agar terus diam Jam dinding seakan bisu Jendelapun seolah enggan menyingkap tirainya Hanya bisikan hati, "masih pagi", Selimut malam, "semakin erat", Iringan tarian AC berdendang bergantian. Namun, Ku tak kan tergoda Itu hanyalah godaan sesat Membelit ikat kuat mengerat. Kring,,, Alarm hp berdendang Waktu menunjukkan pukul 04.00 wib