Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2013

Boleh Berduaan Bila Terawasi

Boleh Berduaan Bila Terawasi Kutipan dari buku Muhammad Shodiq, Wahai Penghujat `Pacaran Islami' (Surakarta: Bunda Yurida, Desember 2004), Bab 3, akhir pasal ketiga: "`Awaslah kalian masuk ke tempat wanita.' Seorang pria Anshar bertanya, `Wahai Rasulullah! Bagaimana dengan ipar [dan semisalnya dari kalangan kerabat suami, seperti anak paman dan lainnya]?' Beliau menjawab, `Ipar itu maut.'" (HR Bukhari dan Muslim) "Janganlah seorang lelaki berduaan dengan seorang perempuan, kecuali disertai mahramnya." (HR Bukhari) "Barangsiapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir janganlah ia berduaan dengan lawan-jenis yang tidak didampingi muhrimnya. Sebab, bila demikian, syetanlah pihak ketiganya." (HR Ahmad) Mungkin atas dasar sabda-sabda itu, sebagian orang mengharamkan segala macam aktivitas berduaan pria-wanita yang tidak ditemani muhrim. Ada yang berpandangan, ngobrol berdua dan jalan-jalan berdua merupakan "perbuatan dosa" (JNC: 17

Muliakanlah Aku dengan Maafmu

MULIAKANLAH AKU DENGAN MAAFMU Ada sebuah kisah dua orang sahabt yang sedang berjalan melintasi gurun pasir. Di tengah perjalanan, mereka bertengkar, dan salah seorang menampar temannya. Orang yang ditampar merasa sakit hati, tapi tanpa berkata, dia menulis di atas pasir: HARI INI, SAHABAT TERBAIKKU MENAMPAR PIPIKU. Mereka terus berjalan, sampai menemukan sebuah oasis, kemudian mereka memutuskan untuk mandi. Orang yang pipinya kena tampar dan teluka hatinya mencoba berenang namun nyaris tenggelam, dan berhasil diselamatkan oleh sahabatnya. Ketika dia mulai siuman dan rasa takutnya hilang, dia menulis di sebuah batu: HARI INI SAHABAT TERBAIKKU MENYELAMATKAN NYAWAKU. Orang yang menolong dan menampar sahabatnya, bertanya, ”Kenapa setelah saya melukai hatimu, kau menuliskannya di atas pasir, dan sekarang kamu menulis di batu?” Temannya sambil tersenyum berkata,”ketika seorang menyakiti hatimu, kita harus menulisnya di pasir agar angin maaf datang berhembus dan menghapus