Langsung ke konten utama

Contoh Proposal Penelitian Skripsi



Hasil gambar untuk gambar buku catatan


  


PROPOSAL PENELITIAN

MODEL PEMBELAJARAN DRAMA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK GANTI TOKOH PADA SISWA KELAS XI SMK AL HIKMAH TAROGONG  KABUPATEN GARUT  TAHUN PELAJARAN 2011/2012
 

diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
dalam menempuh Ujian Sarjana Pendidikan
pada Program Studi PBS Indonesia dan Daerah


Disusun Oleh:
ADE SAOTIH
NPM    1021.0493









PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
SILIWANGI BANDUNG
2012














MODEL PEMBELAJARAN DRAMA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK GANTI TOKOH PADA SISWA KELAS XI SMK AL HIKMAH TAROGONG  KABUPATEN GARUT  TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1.1    Latar Belakang Masalah
Sastra merupakan salah satu unsur budaya yang menggunakan media bahasa sebagai alat pengantarnya. Perkembangan masyarakat (struktur sosial dan sistem budaya) jelas akan ada pengaruhnya terhadap perkembangan sastra. Pengaruh itu tidak hanya terbatas terhadap tema-tema yang diungkapkan dalam karya sastra tertulis, tetapi karya tersebut berpengaruh besar terhadap masyarakat sastra. Pengajaran sastra, di samping sebagai pelestari budaya juga memiliki arti dan makna yang sangat penting dalam proses pendidikan. Sastra memang harus dapat menyiratkan hal-hal yang baik dan indah. Kebenaran dan keindahan dalam sastra hendaknya dikaitkan dengan nilai-nilai yang benar dan indah. Sebuah karya sastra harus bisa menjanjikan kepada pencinta sastra kepekaan terhadap nilai-nilai hidup sastra kearifan menghadapi lingkungan kehidupan, realitas kehidupan dan realitas nasib dalam hidup.
Arti penting pengajaran sastra dikemukakan oleh Rahmanto (2002:15) “pengajaran sastra harus ditempatkan sebagai sesuatu yang penting yang patut menduduki tempat selayaknya”. Meskipun demikian, masih banyak kalangan yang masih belum memahami betapa pentingnya pengajaran sastra dalam kehidupan manusia. Masa sekarang pun perdebatan dan perbincangan mengenai sastra masih sering didengar. Kemungkinan besar hal ini disebabkan karena manusia sendiri masih mengalami kesulitan dalam mengapresiasikan sebuah karya sastra. Padahal pengajaran sastra mampu menghasilkan imajinatif dan kreatif. Emosi dalam hati dapat dicurahkan dengan baik melalui kata- kata dalam tulisan maupun lisan. Dharmojo (2005:1) dalam websitenya mengemukakan bahwa kondisi pembelajaran sastra di lembaga pendidikan formal sejauh ini dapat dikatakan mengecewakan”. Dengan adanya ungkapan tersebut maka dapat disimpulkan kenyataan tentang buruknya kondisi pembelajaran sastra di Indonesia berdasarkan hasil penelitian para tokoh sastra. Masalah tersebut muncul akibat:
(1)  pembelajaran sastra berpengaruh pada minat guru maupun peserta didik
(2)  kesulitan siswa dalam mengapresiasikan sastra, sehingga tidak mampu mengaitkan nilai- nilai sastra dengan nilai- nilai moral budaya dalam kehidupan.
Salah satu upaya untuk mengatasinya perlu diusahakan penggunaan teknik pembelajaran yang sesuai untuk tujuan pembelajaran secara optimal. Munculnya Kurikulum 2006 diharapkan dapat mengarahkan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kepada pengguna Bahasa Indonesia sesuat dengan konteks, situasi serta keaktifan siswa dalam proses belajar. Pembelajaran sastra perlu disampaikan dan dilatihkan kepada siswa guna meningkatkan kemampuan siswa dalam mengapresiasi karya sastra. Kegiatan mengapresiasikan karya sastra berkaitan erat dengan latihan mempertajam perasaan, daya nalar. daya khayal, serta kepekaan terhadap lingkungan sekitarnya. Pembelajaran drama memerlukan suatu teknik yang benar-benar dapat menunjang keaktifan siswa dalam berkreativitas. Teknik pembelajaran tersebut sangat berpengaruh besar Terhadap proses hasil belajar mengajar untuk mencapai tujuan dalam pembelajaran. Kekurangtepatan dalam memilih dan menggunakan teknik pembelajaran dapat mengakibatkan kejenuhan pada siswa. Proses interaksi antara guru dan siswa harus terwujud dengan optimal.
Teknik ganti tokoh dapat menciptakan situasi pembelajaran berdasarkan pengalaman. Melalui kegiatan ganti tokoh, siswa dapat lebih aktif dalam mengapresiasi drama melalui pemahamannya terhadap tokoh yang dilakonkan.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk membuktikan teknik ganti tokoh mampu meningkatkan kemampuan siswa mengapresiasikan drama. Oleh karena itu, penulis mencoba melakukan penelitian yang dituangkan dalam judul “ Model Pembelajaran Menyimak Drama Dengan Menggunakan Teknik Ganti Tokoh Pada Siswa SMK Al Hikmah Tarogong Kabupaten Garut Pada Tahun Pelajaran 2011/2012

1.2    Batasan dan Rumusan Masalah
1.2.1   Batasan Masalah
Penulis membatasi permasalahan ini sebagai berikut ini.
a.      Penelitian ini dilakukan pada satu kelas di SMK Al Hikmah Tarogong tahun pelajaran 2011/2012.
b.      Drama yang diperankan antara lain berjudul “ Jatuhnya Pesawat Terbang”, karangan Merpati Serangkai.

1.2.2   Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini dapat penulis kemukakan sebagai berikut ini.
a.      Bagaimanakah kemampuan siswa dalam memerankan tokoh drama sebelum menggunakan teknik ganti tokoh pada siswa kelas XI tahun pelajaran 2011/2012?
b.      Bagaimanakah kemampuan siswa dalam memerankan tokoh drama sesudah menggunakan teknik ganti tokoh pada siswa kelas XI SMK Al Hikmah Tarogong Kabupaten Garut tahun pelajaran 2011/2012?
c.      Adakah perbedaan kemampuan siswa dalam memerankan tokoh drama sebelum dan sesudah menggunakan teknik ganti tokoh pada siswa kelas XI SMK Al Hikmah Tarogong Kabupaten Garut tahun pelajaran 2011/2012?

1.3    Tujuan Penelitian
Tujuan penulis dalam penelitian adalah sebagai berikut ini.
1.        Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memerankan tokoh drama sebelum menggunakan teknik ganti tokoh pada siswa kelas XI SMK Al Hikmah Tarogong Kabupaten Garut tahun pelajaran 2011/2012.
2.        Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memerankan tokoh drama sesudah menggunakan teknik ganti tokoh pada siswa kelas XI SMK Al Hikmah Tarogong Kabupaten Garut tahun pelajaran 2011/2012.
3.        Untuk mengetahui perbedaan kemampuan siswa dalam memerankan tokoh drama sebelum dan sesudah menggunakan teknik ganti tokoh pada siswa kelas XI SMK Al Hikmah Tarogong Kabupaten Garut tahun pelajaran 2011/2012.

1.4    Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, di antaranya seperti di bawah ini.
1.   Bagi siswa
a.   Meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.
b.   Meningkatkan rasa percaya diri dalam diri siswa.
c.   Melatih siswa untuk berani dalam memerankan drama di depan orang lain.
d.   Melatih siswa untuk mampu menghayati tokoh yang diperankan.
e.   Melatih keterampilan siswa dalam memerankan watak tokoh.
2.   Bagi Guru
a.      Sebagai    bahan    masukan    pelaksanaan    pembelajaran    sastra    dengan menggunakan teknik ganti tokoh.
b.      Mendorong guru untuk melihat teknik ganti tokoh sebagai alternatif menarik dalam    melakukan   pembelajaran   drama   sebagai   upaya   mengaktifkan kemampuan siswa belajar drama dan membangun pengetahuannya sendiri.
c.      Mendorong para guru dalam mengembangkan metode belajar yang tepat dalam proses pembelajaran.

1.5       Anggapan Dasar
Dalam suatu penelitian diperlukan anggapan dasar yang akan menjadi titik tolak pemikiran dalam menghadapi segala masalah yang berhubungan dengan kegiatan penelitian.
Adapun yang menjadi anggapan dasar penulis dalam penelitian ini sebagai berikut:
1.      teknik penyampaian materi pelajaran sangat diperlukan guru;
2.      dalam kurikulum yang digunakan saat ini guru mempunyai kebebasan untuk memilih metode dan teknik pembelajaran yang sesuai dengan bahan dan tujuan pembelajaran;
3.      minat siswa dalam pembelajaran drama mempunyai potensi untuk dikembangkan.

1.6    Hipotes
Hipotesis bermakna jawaban sementara terhadap suatu permasalahan yang harus diuji kebenarannya melalui kegiatan penelitian, hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2006:71) “Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul”
Berdasarkan pendapat di atas maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut, “terdapat perbedaan hasil pembelajaran drama siswa sebelum dan sesudah menggunakan teknik ganti tokoh pada siswa kelas XI SMK Al Hikmah Tarogong Kabupaten Garut tahun pelajaran 2011/2012”. Dari hipotesis ini pula dapat ditentukan efektif tidaknya penggunaan teknik ganti tokoh dalam pembelajaran drama.

1.7    Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman dan salah pengertian, maka ada baiknya   penulis   merumuskan  beberapa   pengertian   mengenai   istilah  yang digunakan dalam judul skripsi ini.
1.           Pembelajaran Apresiasi Drama adalah kegiatan belajar memahami dan menikmati suatu karya sastra berbentuk drama sehingga timbul kepekaan perasaan dan pikiran kritis yang baik Kegiatan memahami dan menikmati di sini tidak sebatas sebagai penonton, tetapi juga menyaksikan dan mencatat hal-hal yang harus didiskusikan. Maksud berapresiasi adalah melakukan kegiatan aktif dalam hal memahami dan menikmati suatu naskah drama sehingga timbul rasa empati terhadap tokoh-tokoh dan konflik yang terdapat di dalamnya.
2.           Teknik Ganti Tokoh adalah seni dalam berperan watak tokoh para pelaku secara bergiliran sehingga mampu merasakan dan meniru dari watak tokoh secara keseluruhan sesuai dengan naskah.

1.8    Metode dan Teknik Penelitian
1.8.1   Metode Penelitian
Arikunto (2006: 149) menyatakan “metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud”. Dalam penelitian ini metode yang digunakan penulis adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu cara untuk mencari atau untuk memperoleh gambaran tentang keberhasilan penggunaan teknik ganti tokoh dalam pembelajaran drama di kelas XI SMK Al Hikmah Tarogong. Melalui teknik ini penulis dapat mengukur seberapa jauh tingkat keberhasilan siswa dalam pembelajaran drama yang dilakukan oleh siswa.

1.8.2   Teknik Penelitian
“Teknik penelitian merupakan salah satu usaha bagaimana cara yang harus ditempuh dengan metode tertentu, agar tujuan yang diinginkan dalam suatu penelitian dapat tercapai” (Sudjana, 2007: 19).
Teknik penelitian yang digunakan adalah desain prates-pascates satu kelompok. Model desain penelitian ini kelompok tidak diambil secara acak atau pasangan, juga tidak ada kelompok pembanding, tetapi diberi tes awal dan tes akhir di samping perlakuan. Pengukuran awal (Tl) dan pengukuran akhir (T2).
1.9    Populasi dan Sampel
1.9.1   Populasi
Populasi yaitu “totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitungnya atau pun pengukuran, kualitatif maupun kuantitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya” (Arikunto, 2006: 132).
Adapun populasi yang akan penulis ambil dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Bahasa SMK Al Hikmah Tarogong yang berjumlah empat kelas.

1.9.2   Sampel
“Sampel merupakan bagian dari populasi serta dipandang dapat mewakili populasi atau penarikan dari bagian populasi yang dipandang representatif terhadap populasi itu”. (Sudjana). Untuk menentukan banyaknya sampel dalam penelitian ini, mengingat bahwa penelitian ini bermaksud untuk melakukan uji coba suatu teknik pembelajaran maka penulis mengambil sampel dalam bentuk kelas, yakni kelas XI Bahasa 1. Penarikan sampel ini dilakukan dengan teknik random sampling secara acak.









 
DAFTAR PUSTAKA


Aminuddin.  (1991).  Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung:  CV. Sinar Baru.

Arikunto, Suharsimin. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

Asmara, Adhy. (1983). Apresiasi Drama. Yogyakarta. Nur Cahaya.

Dimyati. dan Mudjiono.  (2002).  Belajar dan Pembelajaran. Jakarta.  Rineka Cipta.

Dharmojo. (2005, 16 Oktober). Pengantar Sastra [Online] halaman I. Tersedia: http://WWW.Media-indo.com. [16 Oktober 2009].

Eslen.   Mursal.   (1990).  Sastra  Indonesia  dan   Tradisi Sub   Kultur.   Bandung: Angkasa.

Haryawan(1993). Dramaturgi. Bandung: PT. Remaja Rosdukarya

Hasannuddin. (1996). Drama Karya Dalam Dua Dimensi Kajian Teori, Sejarah dan Analisis. Bandung Angkasa.:

Murgono,S. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nurgintoro, Burhan. (2001). Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFH.

Rahmanto. B. (1988). Metode Pengajar Sastra. Yogyakarta: Kanisius.

Silberman. Melvin L. (2006). Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Nusamedia dan Nuansa.

Sudjana.  Nana.   Dan   Ibrahim.   (2007)  Penelitian  dan  Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
                       
Tarigan, Henry Guntur. (1995). Dasar-Dasar Psikosastra. Bandung: Angkasa.

Waluyo,   Herman.   (2002).   Drama,   Teori,   dan  Pengajarannya.   Yogyakarta: Hinindita Graha Widya.

Wiyanto, Asul (2002). Terampil Bermain Drama. Jakarta: Grasindo.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Kewirausahaan (Hakikat dan Jenis Kewirausahaan)

TUGAS MAKALAH HAKIKAT, CIRI-CIRI, DAN JENIS-JENIS KEWIRAUSAHAAN disusun untuk melengkapi tugas pada mata kuliah Kewirausahaan BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Di era globalisasi seperti sekarang ini, persaingan semakin ketat dan membutuhkan keuletan untuk dapat menyainginya. Pertumbuhan penduduk yang sangat pesat menjadi masalah, hal ini diakibatkan karena semakin menyempitnya lapangan pekerjaan yang tersedia. Siswa-siswa sekolah lulusan SMA, banyak yang menganggur karena tidak memiliki kompetensi yang tersedia. Akibatnya, pengangguran di mana-mana. Pemerintahpun tidak berhenti begitu saja, SMK menjadi salah satu prioritas untuk menghadapi permasalah tersebut. Dengan demikian, siswa-siswi yang baru lulus dari SMP, langsung melanjutkan sekolah ke SMK. Akhirnya semakin banyak dan semakin bertambah lulusan SMK, hal ini menimbulkan persaingan yang semakin ketat. Berbagai tindakan yang tak lazim pun terkadang harus dilakukan dengan tujuan agar dapat berkerja. Memang suatu kewa

Pengertian Bahasa

Pengertian Bahasa Apa itu bahasa? Untuk menjawab pertanyaan  tersebut, ada baiknnya jika kita memperhatikan beberapa  pengertian bahasa tersebut berdasarkan  pengertian umum dengan melihat kamus umum,  sebagai istilah linguistik dengan melihat kamus linguistik,  dan menyimak aneka pendapat para ahli dari latar belakang yang berbeda. Dalam kamus umum, dalam hal ini Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 1990: 66) bahasa diartikan sebagai  sistem lambang bunyi  berartikulasi  yang bersifat sewenang-wenang dan konvensional  yang dipakai sebagai alat komunikasi untuk melahirkan perasaan dan pikiran. Kamus Webster mendefinisikan bahasa sebagai  A systematic  means of communication ideas or feeling by the use of communication sign, sounds, gestures, or mark having understood meanings. Dari dua makna umum tentang bahasa di atas,  ada persamaan yang jelas. Persamaan itu adalah bahwa bahasa ditempatkan sebagai alat komunikasi  antar manusia untuk mengungkapkan pikiran atau perasaan dengan mengguna

Sunah dan Bid'ah

o leh: Dr. Yusuf Qardhawi PENDAHULUAN Segala puji bagi Allah, kami melantunkan puja-puji, meminta pertolongan dan memohon ampunan kepada-Nya. Kami berlindung kepada Allah SWT dari kejahatan diri kami dan keburukan amal perbuatan kami. Siapa yang diberikan petunjuk oleh Allah SWT maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan siapa yang disesatkan oleh Allah SWT maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah yang tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya. Shalawat dan salam atasnya, keluarganya, sahabatnya, dan mereka yang melanjutkan dakwahnya, memegang sunnahnya, dan memperjuangkan agamanya, hingga hari kiamat. Salam hormat yang paling baik, yang aku ucapkan kepada kalian adalah salam Islam, yaitu as-salamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh. Pembahasan kita pada kesempatan ini adalah seputar permasalahan sunnah dan bid'ah. Hal ini berkaitan dengan sebuah artikel yang diterbitkan ole